Preloader
Drag

Mengapa Ikan Patin?

Ikan patin (Pangasius pangasius) memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat digemari masyarakat. Dagingnya gurih, cocok untuk olahan UMKM, dan memiliki pasar luas. Patin juga memiliki keunggulan dalam:

  • Siklus budidaya pendek (5–6 bulan).
  • Pertumbuhan cepat dan efisien.
  • Tahan terhadap penyakit bila dikelola baik.
  • Permintaan tinggi di pasar lokal dan nasional.

Konteks Dana Ketahanan Pangan

Sesuai Permendesa No. 2/2024 dan Kepmendesa No. 3/2025, Dana Desa sebesar 20% wajib digunakan untuk ketahanan pangan. BUMDes berperan sebagai pelaksana kegiatan, dengan tujuan:

  • Memberdayakan petani/pembudidaya desa.
  • Meningkatkan produksi pangan lokal.
  • Meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
  • Membangun sistem ekonomi pangan berbasis desa.

BUMDes Surya Agung Watu Agung telah mengalokasikan Rp 247 juta dari Dana Desa 2025 untuk program budidaya patin sebagai program unggulan ketahanan pangan.


Model Bisnis Budidaya Patin oleh BUMDes

Komponen Rincian
Luas Lahan ± 3.000 m² (kolam dalam, kedalaman 1–1,5 meter)
Bibit 40.000 ekor benih patin berkualitas
Pakan 400 sak pakan jadi (protein >25%)
Siklus Budidaya 6 bulan (1 siklus pembesaran)
Survival Rate 75% (30.000 ekor panen @0,5 kg)
Total Panen ± 15 ton/siklus
Harga Jual Rp 17.000/kg
Pendapatan Rp 255.000.000/siklus
Total Biaya Rp 136.000.000/siklus
Laba Bersih Rp 119.000.000/siklus (~87,5% Return on Cost)

Skema Pengelolaan

  • Sumber Dana: Dana Ketahanan Pangan 20% Dana Desa.
  • Pelaksana: BUMDes bekerja sama dengan pemilik kolam (warga asli desa).
  • Sistem Operasional: Bagi hasil 70% untuk BUMDes, 30% untuk pengelola kolam (Adung Matyakin).
  • Distribusi: Dijual ke pembeli partai besar melalui kerja sama dengan Inkubator Desa Cerdas (IDC).

Tahapan Operasional Budidaya

1. Persiapan

  • Sterilisasi kolam, pengeringan, kapur, dan pupuk dasar.
  • Sumber air dari saluran irigasi + sumur bor.

2. Penebaran Benih

  • 40.000 ekor benih ukuran 2 inchi.
  • Penebaran dengan metode aklimatisasi suhu.

3. Pemeliharaan

  • Pakan 3x sehari, dosis 2–3% biomassa.
  • FCR 2:1 (2 kg pakan menghasilkan 1 kg ikan).
  • Pengendalian penyakit dengan biosecurity dan probiotik.

4. Panen

  • Panen total saat berat ikan ± 0,5 kg.
  • Penjualan langsung ke pembeli besar/mitra IDC.

Rencana Bisnis Jangka Panjang

Siklus Pendapatan Bersih Total Akumulasi
1 Rp 119 juta Rp 119 juta
2 Rp 119 juta Rp 238 juta
3 Rp 119 juta Rp 357 juta
4 Rp 119 juta Rp 476 juta
5 Rp 119 juta Rp 595 juta
6 Rp 119 juta Rp 714 juta

Strategi selanjutnya: penebaran benih dilakukan tiap bulan untuk menghasilkan pendapatan rutin bulanan.


Dampak Ekonomi Desa

✅ Tenaga kerja lokal terserap (pengelola kolam, administrasi).
✅ UMKM berbasis olahan patin bisa dikembangkan.
✅ Pasar sudah tersedia lewat mitra off-taker (IDC).
✅ Dana desa tersalurkan produktif dan akuntabel.
✅ Potensi PADes dan peningkatan kesejahteraan masyarakat meningkat.


Penutup

Model bisnis budidaya ikan patin dengan dukungan Dana Ketahanan Pangan ini bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga memperkuat kedaulatan pangan desa. BUMDes yang serius mengelola budidaya patin dengan pendekatan kolaboratif dan profesional akan menjadi lokomotif baru ekonomi lokal.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *